
Pernah nggak sih kamu mendengar istilah sertifikasi BNSP dan non-BNSP, lalu bingung apa sebenarnya perbedaannya? Di dunia kerja yang semakin kompetitif, sertifikat bukan hanya selembar kertas, tapi bisa jadi “senjata” penting untuk membuktikan keahlianmu. Nah, biar nggak salah pilih, yuk kita bahas secara lengkap tentang apa saja perbedaan sertifikasi BNSP dan non-BNSP.
Apa Itu Sertifikasi BNSP?
Sertifikasi BNSP merupakan sertifikat resmi yang diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), sebuah lembaga pemerintah independen di Indonesia. Tugas utama BNSP adalah mengembangkan dan mengelola sistem sertifikasi kompetensi kerja sesuai standar nasional. Sertifikat ini diakui secara nasional dan punya landasan hukum kuat, yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Jadi, kalau kamu punya sertifikat BNSP, itu artinya kemampuanmu sudah diakui negara dan sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Untuk mendapatkannya, kamu harus melewati uji kompetensi yang ketat, dimana penilaiannya dilakukan oleh asesor bersertifikat dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang sudah diakreditasi oleh BNSP.
Apa Itu Sertifikasi Non-BNSP?
Sertifikasi non-BNSP adalah sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga selain BNSP. Contohnya, lembaga pendidikan formal, pelatihan swasta, asosiasi profesi, bahkan lembaga internasional. Sertifikat ini biasanya didasarkan pada standar atau kurikulum yang ditetapkan oleh lembaga masing-masing, jadi pengakuannya bisa berbeda-beda tergantung industri atau negara tujuan.
Misalnya, kamu ikut pelatihan digital marketing di lembaga swasta dan dapat sertifikat. Sertifikat itu sah, tapi pengakuannya lebih terbatas, biasanya hanya diakui oleh lembaga atau industri tertentu.
Perbedaan Sertifikasi BNSP dan Non-BNSP

Di era persaingan kerja yang semakin ketat, memiliki sertifikasi keahlian jadi nilai tambah yang sangat penting. Banyak perusahaan kini tidak hanya menilai dari ijazah pendidikan formal, tapi juga dari sejauh mana seseorang memiliki keterampilan yang terbukti secara profesional. Nah, disinilah sertifikasi ada sebagai bukti bahwa kita memang kompeten dalam bidang tertentu.
Sertifikasi dari BNSP dan sertifikasi non-BNSP, keduanya sama-sama disebut sertifikasi, tapi ternyata berbeda dalam banyak hal. Nah supaya kamu tidak makin bingung dan bisa memilih sertifikasi yang paling tepat untuk tujuan karirmu, yuk kita bahas bareng apa saja perbedaan sertifikasi BNSP dan non-BNSP berikut:
1. Pengakuan dan Legalitas
BNSP: Diakui secara nasional dan punya dasar hukum yang jelas, banyak perusahaan dan instansi pemerintah yang mensyaratkan sertifikasi BNSP sebagai bukti kompetensi.
Non-BNSP: Pengakuannya lebih terbatas, hal ini tergantung dari lembaga yang mengeluarkan dan industri yang menerimanya. Tidak semua sertifikat non-BNSP diakui secara nasional.
2. Standar Kompetensi
BNSP: Menggunakan SKKNI sebagai acuan, standar ini dibuat berdasarkan kebutuhan industri dan berlaku secara nasional.
Non-BNSP: Bisa menggunakan standar sendiri, kurikulum lembaga, atau standar internasional. Standarnya tidak selalu sama antar lembaga.
3. Proses Sertifikasi
BNSP: Prosesnya ketat, harus melalui uji kompetensi yang dinilai oleh asesor bersertifikat, dimana ujiannya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja.
Non-BNSP: Prosesnya lebih bervariasi, bisa berupa ujian, tugas akhir, atau sekadar kehadiran dalam pelatihan. Penilaiannya lebih fleksibel dan tidak selalu seketat BNSP.
4. Manfaat dan Keunggulan
BNSP: Meningkatkan kredibilitas, peluang karir, dan daya saing di dunia kerja. Banyak perusahaan yang lebih memprioritaskan kemampuan kandidat dengan sertifikasi BNSP.
Non-BNSP: Berguna untuk menambah pengetahuan atau keahlian spesifik, terutama jika sertifikatnya diakui secara internasional atau oleh industri tertentu.
5. Sektor yang Dilayani
BNSP: Fokus pada kompetensi kerja di berbagai sektor industri, mulai dari teknologi, keuangan, manufaktur, hingga pariwisata.
Non-BNSP: Bisa mencakup pelatihan soft skill, keahlian teknis, atau bidang-bidang yang belum memiliki standar nasional.
Aspek | Sertifikasi BNSP | Sertifikasi Non-BNSP |
Pengakuan | Nasional, legal, diakui UU | Tergantung lembaga/industri |
Standar Kompetensi | SKKNI (nasional) | Standar lembaga/industri |
Proses Sertifikasi | Uji kompetensi ketat | Fleksibel, bervariasi |
Manfaat | Kredibilitas, karir, legalitas | Pengetahuan/keahlian spesifik |
Sektor | Beragam sektor industri | Tergantung lembaga |
Manfaat Sertifikasi BNSP
Nah biar makin paham perbedaan sertifikasi BNSP dan non-BNSP, berikut manfaat yang bisa kamu dapatkan jika memiliki sertifikasi BNSP, diantaranya:
- Menjamin kualitas kerja Sertifikasi ini jadi bukti kamu punya skill dan pengetahuan sesuai standar nasional.
- Meningkatkan peluang karir Banyak perusahaan lebih memilih kandidat yang punya sertifikat BNSP.
- Meningkatkan kredibilitas Sertifikat BNSP meningkatkan kepercayaan diri dan kepercayaan dari atasan atau klien.
- Meningkatkan produktivitas Proses sertifikasi melibatkan pelatihan dan pengembangan diri.
- Memenuhi persyaratan hukum Beberapa profesi mewajibkan sertifikasi BNSP sebagai syarat legalitas kerja.
- Meningkatkan kepercayaan pelanggan Perusahaan dengan SDM bersertifikat BNSP akan dianggap lebih profesional.
Kapan Sertifikasi Non-BNSP Digunakan?
Meskipun ada perbedaan sertifikasi BNSP dan non-BNSP, tentu keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Pada beberapa situasi tertentu sertifikat non-BNSP justru lebih cocok, misalnya:
- Mengincar pasar internasional: Beberapa sertifikat dari lembaga internasional lebih diakui di luar negeri.
- Mengembangkan keahlian spesifik: Banyak pelatihan soft skill atau teknologi terbaru yang belum ada standarnya di BNSP.
- Kebutuhan industri tertentu: Beberapa industri lebih menghargai sertifikat dari asosiasi profesi atau vendor tertentu.
Bagaimana Cara Mendapatkan Sertifikasi BNSP?
Untuk mendapatkan sertifikasi BNSP, kamu harus mengikuti uji kompetensi di LSP yang sudah terakreditasi BNSP dengan proses berikut:
- Pendaftaran: Pilih skema sertifikasi sesuai bidang keahlianmu.
- Asesmen: Uji kompetensi dilakukan oleh asesor bersertifikat.
- Penilaian: Jika lolos, kamu akan mendapatkan sertifikat BNSP yang berlaku nasional.
Baca Juga: Cara Daftar Sertifikasi BNSP Digital Marketing, Wajib Diketahui
Bagaimana Cara Mendapatkan Sertifikasi Non-BNSP?
Pada umumnya, kamu cukup dengan mengikuti pelatihan atau kursus di lembaga tertentu. Setelah menyelesaikan pelatihan, kamu akan mendapat sertifikat. Prosesnya bisa berbeda-beda, tergantung dari lembaga penyelenggaranya.
Tahukah kamu, ada beberapa bidang yang memberikan gelar non-akademik setelah lulus sertifikasi BNSP, misalnya di bidang kehumasan dengan gelar CPR (Certified Public Relations Practitioner). Tapi, gelar ini tidak otomatis diberikan untuk semua bidang, hanya untuk yang punya skema dan kualifikasi tertentu saja.
Baca Juga: Manfaat Sertifikasi Digital Marketing
Yuk Upgrade Diri Bareng Digibos
Dalam memilih antara sertifikasi BNSP dan non-BNSP sebenarnya tergantung kebutuhan dan tujuan karirmu. Jika kamu butuh pengakuan nasional, peluang karir lebih luas, dan legalitas yang kuat, sertifikasi BNSP adalah pilihan terbaik. Namun, jika ingin keahlian spesifik atau pengakuan internasional, sertifikasi non-BNSP bisa jadi pilihan yang tepat.
Pastikan sertifikat yang kamu ambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan termasuk dalam rencana masa depanmu. Jangan ragu untuk berinvestasi waktu dan tenaga demi masa depan yang lebih baik. Semoga penjelasan ini membantumu memahami perbedaan sertifikasi BNSP dan non-BNSP. Yuk, buktikan kompetensimu sekarang juga bersama DIGIBOS.
Selain diakui secara nasional dengan sertifikasi BNSP bisa jadi nilai plus kamu di CV dan LinkedIn, serta menambah kepercayaan klien atau perusahaan. Gimana sudah punya skill, sekarang waktunya punya sertifikat resminya. Yuk gabung aja ke pelatihan BNSP bareng Digibos! Daftar dan chat admin Digibos sekarang untuk membuka peluang masa depan lebih cerah!