fbpx

7 Tips Menulis UX Writing yang Efektif dan Menarik User

Apakah Anda pernah melihat sebuah tulisan menarik yang terdapat pada sebuah website? Mungkin hal tersebut merupakan sebuah UX writing. Sebenarnya, UX writing memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan pengalaman yang nyaman dan mudah dipahami oleh pengguna.

Tips Menulis UX Writing

UX writing tidak hanya sekadar soal memilih kata, tetapi juga mengenai bagaimana kata-kata tersebut mampu membimbing pengguna untuk menjalankan tujuan mereka di platform. 

Lalu gimana cara menulis UX writing biar jadi menarik? 

Pada artikel kali ini kita akan membahas tips menulis UX writing dan prinsip-prinsip nya secara efektif dan user-friendly. Simak penjelasanya!!

Definisi UX Writing

UX Writing merupakan sebuah tulisan teks atau copy yang terdapat pada antarmuka produk digital, seperti aplikasi, website, atau perangkat lunak, dengan tujuan memandu dan membantu pengguna dalam berinteraksi dengan produk tersebut. 

Salah satu contoh sederhana UX writing termasuk teks pada sebuah tombol (misalnya, “Kirim,” “Beli Sekarang”), pesan kesalahan (seperti “Terjadi kesalahan, coba lagi nanti”), instruksi di formulir, notifikasi, dan petunjuk navigasi. 

Baca Juga: Cara Meningkatkan Page Speed untuk Tingkatkan User Experience

Prinsip-Prinsip UX Writing 

Setelah memahami definisi umum dari UX writing, penting untuk Anda mengetahui prinsip-prinsip utama dalam UX writing. Prinsip ini akan membantu memastikan bahwa tulisan Anda efektif dan berfungsi sebagai panduan yang jelas bagi pengguna. Berikut merupakan prinsip-prinsip yang harus Anda ketahui, diantaranya adalah:

1. Kejelasan (Clarity)

Prinsip pertama dalam UX writing adalah kejelasan. Pastikan setiap kalimat atau instruksi dalam antarmuka mudah dipahami tanpa kebingungan. Hindari jargon teknis atau istilah yang rumit, terutama jika target pengguna Anda adalah pemula.

2. Keringkasan (Conciseness)

Keringkasan adalah inti dari UX writing yang baik. Setiap kata harus memiliki tujuan. Potong kata atau frasa yang tidak relevan dan buat tulisan sepadat mungkin. Pengguna biasanya membaca sekilas, jadi buat teks Anda langsung pada inti pesan.

3. Berguna (Usefulness)

Pastikan tulisan Anda relevan dan memberikan manfaat yang nyata bagi pengguna. Misalnya, pada tombol, gunakan kata kerja yang jelas untuk memberi tahu pengguna apa yang akan terjadi setelah mereka mengklik tombol tersebut, seperti “Kirim” atau “Daftar”.

4. Konsistensi (Consistency)

Konsistensi membuat antarmuka lebih mudah dipahami. Jika Anda memilih istilah tertentu untuk satu fungsi, gunakan istilah yang sama di seluruh platform. Konsistensi dalam terminologi dan gaya membantu menciptakan pengalaman pengguna yang mulus.

5. Intuitif (Intuitiveness)

UX writing harus mudah dipahami dan memberi petunjuk intuitif bagi pengguna, seperti teks di tombol atau pesan kesalahan yang memberi tahu mereka cara memperbaiki masalah. Dengan kata lain, pengguna harus memahami maksud tanpa perlu berpikir panjang.

6. Ringkas (Brevity)

Singkat adalah kunci di sini. Gunakan kata-kata yang diperlukan saja untuk menyampaikan pesan. Ini membantu menghindari kebingungan dan memberikan panduan yang cepat dan mudah dipahami.

Tips Menulis UX Writing yang User Friendly

Nah, sekarang sudah mulai kebayang kan ux writing itu seperti apa? Setelah memahami konsep dari ux writing tersebut, ada beberapa tips yang dapat anda implementasikan ketika anda ingin  menulis UX writing. Berikut merupakan  tujuh tips menulis UX writing yang efektif dan dapat menarik pengguna, diantaranya adalah:

1. Riset Cari Tahu Mengenai User

Mengetahui siapa pengguna adalah langkah pertama dalam menulis UX yang efektif. Pahami latar belakang, kebutuhan, dan harapan pengguna. Pengguna yang berbeda memiliki tingkat pemahaman yang berbeda, dan ini berpengaruh pada gaya tulisan yang perlu Anda pilih. Dengan memahami siapa pengguna Anda, Anda dapat menyesuaikan bahasa agar lebih relevan dan mudah dipahami.

2. Pahami Tone of Voice Brand

Setiap merek memiliki tone of voice yang unik dan sesuai dengan identitas mereka. Pastikan Anda memahami suara brand sebelum menulis UX. Jika brand Anda memiliki tone yang santai, maka gunakan kata-kata yang lebih informal. Sebaliknya, jika brand Anda lebih serius dan profesional, maka gunakan bahasa yang formal. Tone of voice yang konsisten menciptakan kepercayaan pengguna dan membuat pengalaman lebih personal.

3. Pilih Diksi yang Familiar

Menggunakan bahasa yang sederhana dan familiar sangat penting dalam UX writing. Pilih kata yang umum dan mudah dimengerti oleh mayoritas pengguna. Misalnya, daripada menulis “proses verifikasi”, lebih baik menulis “cek identitas”. Penggunaan bahasa yang familiar membantu pengguna merasa nyaman dan membuat navigasi menjadi lebih mudah.

4. Perhatikan Kejelasan Tulisan

Kejelasan adalah kunci dalam UX writing. Pastikan setiap kata dan kalimat yang Anda gunakan memiliki arti yang jelas dan langsung pada tujuan. Contohnya, jika tombol mengarah ke halaman pembayaran, gunakan kata “Bayar Sekarang” daripada “Lanjutkan”, agar pengguna memahami secara langsung aksi yang akan dilakukan.

5. Konsisten dalam Pemilihan Kata

Konsistensi adalah salah satu faktor penting dalam menciptakan pengalaman pengguna yang baik. Jika Anda menggunakan kata “Login” untuk masuk di satu bagian, maka gunakan “Login” di semua bagian antarmuka, bukan “Masuk” atau “Sign In”. Konsistensi ini membantu pengguna memahami dengan cepat dan mengurangi kebingungan.

6. Gunakan Kalimat Aktif

Dalam UX writing, kalimat aktif lebih efektif karena memberikan pesan yang langsung dan tegas. Contohnya, gunakan “Kirim Pesan” daripada “Pesan akan dikirim”. Kalimat aktif memberikan kesan tindakan langsung dan meningkatkan pemahaman pengguna terhadap langkah yang mereka ambil.

7. Buat Lebih Singkat dan Hindari Informasi Berlebihan

Pengguna biasanya tidak memiliki waktu atau keinginan untuk membaca teks yang panjang dalam antarmuka. Hindari informasi yang tidak relevan dan fokuslah pada inti pesan. Buat instruksi atau penjelasan sesingkat mungkin, namun tetap informatif. Ini akan membantu pengguna memahami tujuan tanpa harus membaca banyak.

Baca Juga: Crawling dalam SEO! Cara Mengoptimalkan Visibilitas Website

Nah, Itu tadi merupakan tips menulis UX writing supaya lebih menarik namun tetap efektif. Pembaca atau user akan merasa terbantu dan lebih mudah dalam memahami tulisanmu.  

Mau website-mu memiliki performa dan konversi yang bagus? Percayakan kebutuhan pemasaran digital kamu kepada agensi digital marketing terbaik Digibos. Tim profesional kamu sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun membantu bisnis berkembang dengan strategi digital marketing efektif dan terintegrasi. Yuk, cek portofolio kami di sini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *